Senin, 16 Mei 2011

”Berbahagia, Orang Yang Mati Di Dalam Tuhan”


( Wahyu 14:13 )

Pendahuluan.
Pada umumnya : Saat orang yang kita kasihi meninggal...., kita akan mengalami kesedihan dan dukacita yang mendalam..... Ini adalah sesuatu yang wajar dan alami.

Apalagi bila orang yang meninggal itu masih muda, rajin dan baik hati.... dan meninggalnya secara tiba-tiba. Pasti keluarga yang ditinggalkan mengalami kesedihan yang mendalam.

Hari ini Firman Tuhan memberikan penghiburan kepada kita semuaWahyu 14:13 :
“Dan Aku mendengar suara dari sorga berkata : Tuliskan : “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini,” “Sungguh” kata Roh, “supaya mereka boleh beristrahat dari jerih lelah mereka, karena segala jerih payah mereka menyertai mereka”.

Saudara, Firman Tuhan datang kepada Rasul Yohanes supaya di tulis, yaitu  bahwa :
“ Berbahagialah orang yang mati, yang mati di dalam Tuhan”.

Mengapa orang yang meninggal dalam Tuhan berbahagia ? Karena :
1.    Meninggal di dalam Tuhan.
Saudara, tidak semua orang mati itu berbahagia.... hanya orang yang mati di dalam Tuhanlah yang berbahagia. Mengapa berbahagia ? Karena :
Kepada orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus..., Tuhan Yesus memberikan jaminan, bahwa kita memiliki hidup yang kekal / dikumpulkan bersama dengan Tuhan di surga. Bnd :
Ø  Yohanes 14:1-3 : Tuhan Yesus menyediakan tempat bagi orang percaya.
Ø  Yohanes 6:47 : Tuhan Yesus berkata :
“Sesungguhnya barang siapa yang percaya, ia mempunyai hidup yang kekal”
Ø  Yohanes 11:25 :
Jawab Yesus : Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”

Orang yang mati dalam Tuhan adalah orang yang berbahagia karena ia sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Tempatnya sudah pasti yaitu bersama dengan Bapa di surga.

2.   Boleh beristrahat.
Selama hidup di dunia ini banyak kesedihan, penderitaan, penyakit dll.... Musa dalam Mazmur 90:10 mengatakan bahwa
“Masa hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat, 80 tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap”.
Ayat tersebut mengatakan bahwa masa hidup kita di dunia ini berkisar 70 - 80 tahun (dan bisa lebih singkat dari angka tersebut) namun entah berapa lama kita hidup di dunia ini.... panjang atau pendek.... kebanggaan kita dalam hidup adalah penderitaan dan kesukaran. Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada Tuhan, karena kita tidak selamanya berada dalam dunia ini.... suatu saat kita harus meninggalkan dunia ini... dan ketika kita meninggal... itulah saatnya bagi kita untuk istirahat dan berhenti dari semua penderitaan kita.
Wahyu 21:1-4 mengatakan bahwa di dalam surga (Yerusalem baru) tidak ada air mata, tidak ada perkabungan, tidak ada dukacita.
Saat kita meninggal dunia, kita telah berhenti dari segala penderitaan di dalam dunia ini dan telah istrahatOleh sebab itu, kalau orang yang kita kasihi di panggil Tuhan..., maka kita perlu merelakan kepergiaannya... walau harus diakui ini tidak gampang. Kita semua..., pasti mengalami dukacita.... tetapi kita semua perlu merelakannya.... karena ia telah senang bersama Bapa di surga.

3.   Segala perbuatan mereka menyertai mereka.
Artinya perbuatan orang yang sudah percaya kepada Tuhan akan mengikuti mereka.
Saudara, kita diselamatkan hanya karena iman kepada Tuhan Yesus & bukan karena perbuatan baik kita, Efesus 2:8-9. Namun, setelah kita percaya kepada Tuhan Yesus kita perlu berbuat apa yang baik sebagai bukti bahwa kita telah diselamatkan, bnd. Efesus 2:10.

Dan apa yang baik, yang kita lakukan setelah kita percaya... itulah yang akan mengikuti kita saat kita meninggal.
Dengan kata lain, bahwa saat kematian adalah saat kita panen.... kita akan menikmati semua jerih payah kita selama di dunia. Kita sudah bekerja, kita sudah melayani, kita sudah mengasihi...... maka kita akan menikmati hasilnya saat kita meninggal dunia.
Dan bahwa segala jerih payah kita di dalam Tuhan tidak sia-sia. Ini memberikan pelajaran kepada kita.... bahwa selama kita hidup di dunia ini.... kita perlu melakukan hal yang baik kepada sesama kita, kita perlu melayani dan menyenangkan hati Tuhan. Dengan demikian kematian kita kelak akan merupakan kematian yang merupakan kebahagiaan bagi kita. bnd  perkataan Paulus dalam Filipi 1:21 "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Kematian akan menjadi sebuah keuntungan apabila selama kita hidup.... kita telah hidup bagi Kristus.



Minggu, 08 Mei 2011

“ Warisan Seorang Ibu "

Nats : 2 Timutius 1:3-8 
Dalam Rangka Hari Ibu Internasional (Bulan Mei Minggu ke II)

 Pendahuluan. 
Masing-masing negara memilikiperayaan Hari Ibu.
Hari Ibu di negara kita : dirayakan setiap tanggal 22 Desember.
Hari Ibu Internasional : dirayakan setiap bulan Mei pada minggu yang kedua.
Dikatakan Internasional karena di rayakan oleh banyak negara, seperti negara Amerika, Kanada dan 75 negara lainnya… merayakan pada saat yg sama. Minggu ini bertepatan dengan perayaan hari Ibu Internasional, maka kita akan membahas satu thema khusus untuk para ibu : Warisan seorang Ibu.

Latar Belakang Nats :
Surat ini di tulis oleh Paulus kepada anak rohaninya Timotius.
Paulus pernah mengadakan 3 kali perjalanan PI (Misi).
Ø  PI I : Paulus ditemani oleh Barnabas dan Yohanes Markus.
Ø  PI II : Paulus didampingi oleh Timotius, Silas dan Lukas (Kisah 16).

Dalam perlajanan misi tersebut, Paulus mendirikan Jemaat-Jemaat dan sempat menetap dalam jangka waktu yang cukup lama di Jemaat – jemaat tertentu, misalnya Paulus :
Ø  Di Antiokhia 1 tahun (Kisah 11:26).
Ø  Di Korintus 1 tahun enam bulan (Kisah 18:11).
Ø  Di Efesus 3 tahun ( Kisah 20:31).
Dalam kebersamaan tersebut, Paulus bukan hanya mengajar Jemaat tetapi juga orang-orang yang bersama-sama dengan Paulus. Contoh kebersamaannya dengan keluarga Akwila dan Priskila membuat sepasang suami istri ini cepat mengetahui kesalahan Apolos saat berkhotbah lalu membimbing Apolos.
Saat Paulus melanjutkan pelayanannya ke tempat-tempat lain, Paulus menempatkan Hamba Tuhan muda seperti Timotius, Titus, untuk meneruskan pelayanan terhadap jemaat yang baru saja ia dirikan.

Dalam hal ini, Paulus terus memantau dengan cara memberikan bimbingan, arahan dan dorongan semangat… baik kepada jemaat yang telah ia dirikan maupun kepada hamba Tuhan muda tersebut…. melalui surat-surat yang ia tulis.

Surat 2 Timotius ini, Paulus tulis dari penjara di Roma. Paulus menyadari mungkin ajalnya sudah tidak lama lagi, bnd. 2 Timotius 4: 6-8.

Gambaran tentang Timotius :
Ø  Seorang yg sentimentil / cengeng, mudah menangis krn haru, ayat 4.
Ø  Memiliki iman yang tulus ikhlas, ayat 5.
Ø  Seorang yang memiliki karunia dari Allah, ayat 6, bnd 1 Timotius 4:14.
Ø  Seorang yang penakut, ayat 7.
Ø  Seorang yang pemalu, ayat 8.
Ø  Seorang yang masih muda, 1 Timotius 4:12.
Ø  Seorang yang lemah secara fisik, 1 Timotius 5:23.
Ø  Seorang yang terkenal baik, di Listra dan di Ikonium, Kisah 16:1-2.
Kalau kita memperhatikan gambaran di atas tentang Timotius maka kita dapat melihat bahwa Timotius memiliki nilai min (-) lebih banyak dari pada nilai plus (+). Tetapi walaupun sedikit nilai +, Timotius tetap maju dalam pelayanannya dan ia berhasil.

Hal apa yang membuat Timotius yang memiliki banyak kelemahan tersebut berhasil?
Ø  Bimbingan dari Paulus sebagai bapak rohaninya (sesuai dengan latar belakang nats) dan juga ayat 3 di mana Paulus selalu mengingat Timotius dan mendoakannya siang dan malam.
Ø  Pendidikan rohani dalam keluarga sejak dini, 2 Timotius 1:5, 3:15. Timotius dididik oleh :
Neneknya yang bernama : Lois.
Ibunya yang bernama : Eunike ( Yahudi yang telah percaya kepada Tuhan Yesus) menikah dengan laki-laki Yunani, Kisah 16:1.
Walaupun Timotius lahir dalam keluarga campuran Yahudi dan Yunani, tetapi Timotius sejak kecil dididik dalam aturan Yahudi, mengenal kitab suci sejak kecil, 2 Timotius 3:15. Itulah warisan seorang ibu.

Aplikasi :
Ø  Bayangkanlah bahwa di depan kita ada sebuah jam kehidupan kita …, kita tidak tahu kapan…. Tetapi suatu saat jam itu akan berhenti berdetak dan kita harus meninggalkan dunia ini.
Ø  Pernahkah kita berpikir atau bertanya kira-kira warisan apakah yang akan kita tinggalkan?
Ø  Pada umumnya, kalau kita berbicara soal warisan, maka pikiran kita pasti tertuju kepada : Berapa : deposito…, tanah…, rumah…, atau surat…. dan barang berharga lainnya. Tetapi perlu kita sadari bahwa warisan yang seperti itu… sifatnya sementara.
Ø Oleh sebab itu, kita perlu memikirkan :
·         Warisan apa yang akan kita tinggalkan bagi anak-anak kita dan orang-orang di sekitar kita ? Suatu warisan yang kekal dan tahan lama?
·         Kapan kita perlu memikirkan dan mempersiapkan warisan kita? Bukan tunggu sudah dekat-dekat meninggal…. Tetapi Sekaranglah waktunya !
Wariskanlah warisan iman kepada anak-anak kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita.