Rabu, 20 Juni 2012

“ Keberhasilan Samuel “


( Nats  : 1 Samuel 1:21-28; 2:11-12, 18-19 )

Pendahuluan.
Kalau kita mengamati kehidupan Samuel…; Samuel adalah seorang yang berhasil dalam hidupnya…. Walaupun tetap harus diakui bahwa Samuel gagal dalam mendidik anak-anaknya, bnd 1 Samuel 8: 1-3 ( mereka tidak seperti Samuel ayah mereka, mereka mengejar laba, menerima suap dan memutar-balikkan keadilan). Namun di atas segala kekurangan Samuel tersebut…,  kita akan melihat banyak hal istimewa yang bisa kita pelajari dari Samuel :
1.     Samuel melayani Tuhan sejak masih muda dalam pengawasan Imam Eli, Fasal 2:11, 18.
2.    Samuel tidak terpengaruh oleh perbuatan dursila anak-anak Imam Eli, Fasal 2:12.
3.    Samuel satu-satunya manusia yang menjabat 3 jabatan sekaligus
( selain Tuhan Yesus tentunya ) :
A.   Samuel melayani sebagai Imam.
-          Dia membantu Imam Eli di rumah Tuhan;
-          Dia mempersembahkan korban saat orang Israel berperang melawan orang Filistin;
-          Dia mengurapi Saul menjadi raja ( 10:1 ) dan juga Daud menjadi Raja ( 16:1-2,13 ).
B.    Samuel juga melayani sebagai Nabi, 3:19-20.
“tidak ada satupun dari firman Tuhan dibiarkannya gugur”,
Samuel menerima Firman dan menyimpannya dalam hati dan kemudian menyampaikannya kepada seluruh Israel.
C.    Samuel juga seorang Hakim, 7:15-17.
Samuel memimpin bangsa Israel selama mereka belum mempunyai raja. Dialah yang menjadi Hakim yang bersih.

Faktor-faktor yang membuat Samuel berhasil adalah :
1.     Pengaruh teladan dan didikan orang tua, Fasal 1:3, 11, 21-22,  27-28.
Samuel lahir dari keluarga yang beribadah, keluarga yang mengasihi Allah, bnd 1:3, 21.
Samuel memiliki seorang Ibu yang berkomitmen, yang berdoa… dan yang menggenapi nazarnya.  Bahkan ketika Samuel sudah tinggal bersama dengan Imam Eli, Ibunya terus memperhatikan dengan membuatkan jubah buat Samuel, bnd. 2:19.

2.    Pengaruh pemimpin rohani, Fasal 2:11.
Walaupun ia melihat kebejatan anak-anak Imam Eli…. Tetapi itu tidak mengurangi rasa hormatnya kepada Imam Eli. Saat ia mendengar Tuhan memanggilnya…. Samuel bahkan datang kepada Imam Eli untuk menanyakan apakah yang harus ia lakukan untuk membantu imam Eli. Dan hal itu terjadi berulang-ulang sampai tiga kali, bnd 3:4-8. Ini menunjukkan rasa hormat dan ketaatannya kepada Imam Eli, pemimpin rohaninya, otoritas yang Tuhan tempatkan dalam hidupnya.

3.    Penyertaan Tuhan atas Samuel, Fasal 3:19.
Ini merupakan factor penting yang menentukan keberhasilan Samuel yaitu bahwa Tuhan menyertai Samuel. Sehebat apapun kita.. tetapi bila Tuhan tidak menyertai … kitapun tidak dapat berbuat apa apa.

4.    Hidup kudus dan takut akan Tuhan, Fasal 12: 1-3.
Ketika Samuel sudah tua dan beruban… Samuel berpamitan kepada bangsa Israel karena mereka telah memiliki seorang pemimpin ( raja ). Saat itu, Samuel bersaksi bahwa ia menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang bersih… tidak melakukan pemerasan atau mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Dan Samuelpun memberi kesempatan kepada bangsa Israel untuk memberitahukan siapakah yang telah ia rugikan / peras. Ternyata tidak yang memberi kesaksian.

Mari kita belajar pada banyak hal positif dari pribadi Samuel.    

”Membuka Pintu Hati”


( Wahyu 3: 14-22 )


Pendahuluan.
Ayat 20 sering kita pikirkan sebagai ayat yang cocok untuk orang yang belum percaya. Tetapi hal yang mengagetkan kita adalah bahwa ayat ini ditujukan kepada orang Kristen yang ada di Laodikia. Bagaimanakah keadaan Jemaat Laodikia ?

Beberapa fakta tentang Kota Laodikia :
*      Kota ini menjadi pusat perdagangan yang makmur dan berpengaruh ( Kota Perbankan ), karena letaknya yang sangat strategis.
*      Industri kain Wol hitam dari bulu domba, yang merupakan bahan pakaian sehari-hari dan pakaian mahal…, berkembang pesat dengan kwalitas eksport.
*      Di samping itu, kota Laodikia memiliki sekolah kedokteran yang maju khusus dalam pengobatan mata dan telinga. Sekolah ini telah mengembangkan salep ( yang diolah dr batu Frigia ) untuk penyembuhan radang mata…, dan inilah yang membuat sekolah kedokteran ini menjadi terkenal.
*      Kota ini pernah dilanda gempa bumi yang dahsyat pada tahun 17 AD dan pada 60 AD; pada waktu pemerintah Romawi menawarkan bantuan untuk membangun kembali kota itu…., maka penatua kota menolak dengan mengatakan bahwa mereka memiliki sumber yang cukup. Mereka segera membangun banyak gedung besar, pintu gerbang, menara. Bahkan mereka mampu menyumbang bagi pembangunan kembali kota-kota di sekitarnya.
*      Pada tahun 62 AD, orang Yahudi mengirim 10 kg emas untuk membayar persembahan tahunan bagi pemeliharaan Bait Suci di Yerusalem dan kiriman tersebut kemudian disita oleh Wali negeri Flaccus.

Ini semua menggambarkan betapa kaya dan majunya kota Laodikia dan penduduknya. Dan dapat dipastikan bahwa jemaat Laodikia juga adalah orang-orang yang kaya;

Ayat 17a : “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” 
Jemaat Lodikia menganggap dirinya kaya……cukup dan tidak membutuhkan apapun…. Dkl : mereka puas diri dan menjadi sombong, mereka melupakan Tuhan.

Ayat 17b : “ engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Walaupun Jemaat Lodikia menganggap dirinya kaya……cukup dan tidak membutuhkan apapun…. Tetapi justru Tuhan mengatakan yang sebaliknya. Mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang…. Dalam pandangan Tuhan.
Mereka tidak seperti yang terlihat….!!!
Mereka adalah orang yang sakit tetapi tidak menyadari hahwa mereka sakit!
Orang sakit yang tidak menyadari bahwa ia sakit sangat berbahaya…, ketimbang orang sakit yang tahu penyakitnya.

Jemaat Laodikia sama sekali tdk menyadari ketelanjangan, kemiskinan, kemalangan & kebutaan mereka.
Dibandingkan dengan jemaat lain yang menerima surat…, Jemaat Laodikia adalah jemaat yang paling menyedihkan: tidak mendapat kata-kata pujian atau penghargaan dari Tuhan. Mengapa ? Sebagai jemaat, mereka gagal menjadi saksi bagi masyarakat sekitarnya, mereka berkompromi…
Dan Tuhan menggambarkan kehidupan rohani mereka seperti air yang suam-suam kuku.
Ayat 15-16 : “ Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu”.
Di duga bahwa orang kristen generasi pertama di Laodikia sebenarnya sangat antusias dan berkobar-kobar…, akan tetapi generasi berikutnya menjadi suam-suam kuku.

Istilah “suam-suam kuku” sangat mereka pahami dengan latar belakang kota Laodikia adalah yang mendapat suplay air “dari mata air panas” yang mengandung Kalsium Karbonat … yang berasal dari Hierapolis yang disalurkan melalui pipa dengan jarak 6 mil. Sebenarnya, air yang mengandung Kalsium Karbonat tersebut : mengandung obat dan berguna bagi kesehatan… tetapi ketika sampai di Laodikia…, air panas tersebut menjadi suam-suam kuku dan bila diminum membuat orang mual… dan mau muntah!! Inilah yang akan Tuhan lakukan dengan orang Kristen yang suam-suam kuku.

Ini merupakan suatu teguran yang sangat keras, sehingga mereka harus bertobat.  
Ayat 19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah”.
Bila mereka tidak bertobat, maka Tuhan “ akan “ memuntahkan.
Kata “ akan “ berarti bahwa Tuhan tidak langsung bertindak memuntahkan… tetapi Tuhan masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat, bnd 2 Petrus 3:9.

Aplikasi :
Bagaimana keadaan kerohanian kita… Hanya kita dan Tuhan yang tahu pasti bagaimana keadaan rohani kita. Bahkan kadang jikalau kita tidak peka…, kitapun tidak tahu.

Ayat 20 : “ Lihat, Aku berdiri dimuka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang pendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku”.

Ayat 20 menjadi peringatan pada kita bahwa ternyata ada orang-orang Kristen yang Kristusnya masih di luar. Orang Kristen yang belum mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidupnya.

Tuhan mau kitalah yang membuka pintu supaya dia masuk :
1.    Masuk sebagai Juruselamat kita. 
2. Masuk sebagai Tuhan & Raja yang memimpin dan mengatur hidup kita.
Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus rindu untuk menikmati persekutuan dengan kita sebagai orang percaya. Dia ingin terlibat dalam segala kegiatan bahkan kegiatan kita yang paling sederhana sekalipun.

Aplikasi :
*      Mari kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
*      Mari kita berkomitmen untuk mengandalkan Tuhan Yesus dalam hidup sehari-hari.



" Saat mengabaikan Tuhan”.


{ 2 Tawarikh 1:1-3,6-12; 7:11, 1Raja 11:1-8, 14, 23, 26, 41 }

 Pendahuluan.
Salomo memerintah Israel selama 40 tahun (Kerajaan Israel masih Bersatu).
Nah selama 40 tahun tsb, kehidupan Salomo di bagi dlm 2 tahap :
Tahap I : Saat Salomo beribadah kepada Tuhan dengan sepenuh hati :
*      Salomo membangun Bait Suci selama 7 tahun, 1 Raja 6:38. Bait Allah tersebut dibuat dengan bahan-bahan yang terbaik : kayu aras, kayu sanobar, dilapisi dengan emas......
*      Salomo membangun Istana selama 13 tahun, 1 Raja 7:1. Istana juga dibuat dari bahan mulai batu dan juga kayu yang mahal.
*      Salomo mempersembahkan korban kepada Allah dan Tuhan Allah menampakkan diri 2 kali kepada Salomo dan memberkati Salomo.
*      Salomo berhasil melaksanakan apa yang ada di dalam hatinya, 2 Tawarikh 7:11.
*      Tuhan memberikan kebijaksanaan, pengertian, kekayaan, harta benda dan kemuliaan kepada Salomo sehingga tidak ada yang dapat menyamai Salomo, 2 Tawarikh 1:12.

Tahap ke II : Saat Salomo mulai mengabaikan Tuhan, 1 Raja-Raja 11:3-8.
*      Tuhan membangkitkan lawan / musuh bagi Salomo :
·         Hadad, orang Edom.
·         Rezon bin Elyada.
·         Yerobeam.
*      Salomo dianggap mati, 1 Raja Raja 11:41. (sekalipun Salomo masih hidup... namun tidak ada lagi hal yang patut dicatat tentang apa yang dilakukan Salomo) Dan setelah Salomo meninggal..., Kerajaan Israel pecah jadi dua bagian.


Pelajaran yang kita petik melalui plus-minus kehidupan Salomo :
*      Saat kita taat... Tuhan akan membuat kita berhasil.... melaksanakan apa yang ada dalam hati kita.
*      Seharusnya kita memulai dengan baik.... dan mengakhirinya juga dengan baik. Jaga kesetiaan dalam mengikut Tuhan. Salomo memulai dengan sangat baik tetapi mengakhiri dengan cara yang buruk. 
*      Jagalah... jangan sampai ada hal apapun yang lebih menarik hati kita melebihi ketertarikan kita kepada Tuhan. Kejatuhan Salomo diawali dengan sikap hatinya yang lebih tertarik untuk menyenangkan hati para istrinya dari pada menyenangkan hati Tuhan.
*      Harus mengandalkan Tuhan, Yeremia 17:7-8.