Minggu, 08 Mei 2011

“ Warisan Seorang Ibu "

Nats : 2 Timutius 1:3-8 
Dalam Rangka Hari Ibu Internasional (Bulan Mei Minggu ke II)

 Pendahuluan. 
Masing-masing negara memilikiperayaan Hari Ibu.
Hari Ibu di negara kita : dirayakan setiap tanggal 22 Desember.
Hari Ibu Internasional : dirayakan setiap bulan Mei pada minggu yang kedua.
Dikatakan Internasional karena di rayakan oleh banyak negara, seperti negara Amerika, Kanada dan 75 negara lainnya… merayakan pada saat yg sama. Minggu ini bertepatan dengan perayaan hari Ibu Internasional, maka kita akan membahas satu thema khusus untuk para ibu : Warisan seorang Ibu.

Latar Belakang Nats :
Surat ini di tulis oleh Paulus kepada anak rohaninya Timotius.
Paulus pernah mengadakan 3 kali perjalanan PI (Misi).
Ø  PI I : Paulus ditemani oleh Barnabas dan Yohanes Markus.
Ø  PI II : Paulus didampingi oleh Timotius, Silas dan Lukas (Kisah 16).

Dalam perlajanan misi tersebut, Paulus mendirikan Jemaat-Jemaat dan sempat menetap dalam jangka waktu yang cukup lama di Jemaat – jemaat tertentu, misalnya Paulus :
Ø  Di Antiokhia 1 tahun (Kisah 11:26).
Ø  Di Korintus 1 tahun enam bulan (Kisah 18:11).
Ø  Di Efesus 3 tahun ( Kisah 20:31).
Dalam kebersamaan tersebut, Paulus bukan hanya mengajar Jemaat tetapi juga orang-orang yang bersama-sama dengan Paulus. Contoh kebersamaannya dengan keluarga Akwila dan Priskila membuat sepasang suami istri ini cepat mengetahui kesalahan Apolos saat berkhotbah lalu membimbing Apolos.
Saat Paulus melanjutkan pelayanannya ke tempat-tempat lain, Paulus menempatkan Hamba Tuhan muda seperti Timotius, Titus, untuk meneruskan pelayanan terhadap jemaat yang baru saja ia dirikan.

Dalam hal ini, Paulus terus memantau dengan cara memberikan bimbingan, arahan dan dorongan semangat… baik kepada jemaat yang telah ia dirikan maupun kepada hamba Tuhan muda tersebut…. melalui surat-surat yang ia tulis.

Surat 2 Timotius ini, Paulus tulis dari penjara di Roma. Paulus menyadari mungkin ajalnya sudah tidak lama lagi, bnd. 2 Timotius 4: 6-8.

Gambaran tentang Timotius :
Ø  Seorang yg sentimentil / cengeng, mudah menangis krn haru, ayat 4.
Ø  Memiliki iman yang tulus ikhlas, ayat 5.
Ø  Seorang yang memiliki karunia dari Allah, ayat 6, bnd 1 Timotius 4:14.
Ø  Seorang yang penakut, ayat 7.
Ø  Seorang yang pemalu, ayat 8.
Ø  Seorang yang masih muda, 1 Timotius 4:12.
Ø  Seorang yang lemah secara fisik, 1 Timotius 5:23.
Ø  Seorang yang terkenal baik, di Listra dan di Ikonium, Kisah 16:1-2.
Kalau kita memperhatikan gambaran di atas tentang Timotius maka kita dapat melihat bahwa Timotius memiliki nilai min (-) lebih banyak dari pada nilai plus (+). Tetapi walaupun sedikit nilai +, Timotius tetap maju dalam pelayanannya dan ia berhasil.

Hal apa yang membuat Timotius yang memiliki banyak kelemahan tersebut berhasil?
Ø  Bimbingan dari Paulus sebagai bapak rohaninya (sesuai dengan latar belakang nats) dan juga ayat 3 di mana Paulus selalu mengingat Timotius dan mendoakannya siang dan malam.
Ø  Pendidikan rohani dalam keluarga sejak dini, 2 Timotius 1:5, 3:15. Timotius dididik oleh :
Neneknya yang bernama : Lois.
Ibunya yang bernama : Eunike ( Yahudi yang telah percaya kepada Tuhan Yesus) menikah dengan laki-laki Yunani, Kisah 16:1.
Walaupun Timotius lahir dalam keluarga campuran Yahudi dan Yunani, tetapi Timotius sejak kecil dididik dalam aturan Yahudi, mengenal kitab suci sejak kecil, 2 Timotius 3:15. Itulah warisan seorang ibu.

Aplikasi :
Ø  Bayangkanlah bahwa di depan kita ada sebuah jam kehidupan kita …, kita tidak tahu kapan…. Tetapi suatu saat jam itu akan berhenti berdetak dan kita harus meninggalkan dunia ini.
Ø  Pernahkah kita berpikir atau bertanya kira-kira warisan apakah yang akan kita tinggalkan?
Ø  Pada umumnya, kalau kita berbicara soal warisan, maka pikiran kita pasti tertuju kepada : Berapa : deposito…, tanah…, rumah…, atau surat…. dan barang berharga lainnya. Tetapi perlu kita sadari bahwa warisan yang seperti itu… sifatnya sementara.
Ø Oleh sebab itu, kita perlu memikirkan :
·         Warisan apa yang akan kita tinggalkan bagi anak-anak kita dan orang-orang di sekitar kita ? Suatu warisan yang kekal dan tahan lama?
·         Kapan kita perlu memikirkan dan mempersiapkan warisan kita? Bukan tunggu sudah dekat-dekat meninggal…. Tetapi Sekaranglah waktunya !
Wariskanlah warisan iman kepada anak-anak kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar